Dare Towards Excellence

Menimbang Trowulan

11/10/2013 20:32

 

Oleh: Subandi Rianto

 

            Sebuah kalimat bijak mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai karya pahlawannya. Atau mengutip pidato Proklamator Soekarno, “Janganlah sekali-kali melupakan sejarah.” Karena dengan sejarah, sebuah bangsa bisa berdaulat menjadi negara besar. Dewasa ini, banyak masyarakat intelektual mulai amnesia dengan pesan-pesan bijak semacam itu. Terbukti dengan mengabaikan warisan-warisan sejarah sebagai monumen pengingat kebesaran masyarakat masa lalu. Kasus hilangnya benda pusaka Topeng Majapahit di Museum Sonobudoyo belum terungkap sudah ditambah pencurian benda pusaka Museum Nasional di Jakarta. Bangsa ini baru heboh manakala peninggalan sejarahnya diklaim oleh bangsa lain, seperti kasus reog dan batik.

            Kasus terbaru di situs sejarah Trowulan-Mojokerto akan didirikan pabrik baja yang diperkiran menggangu eskavansi situs asli peninggalan kerajaan terbesar di Indonesia tersebut. Jika dibiarkan saja, pembangunan pabrik baja bisa meluas dan suatu saat menghilangkan situs trowulan. Keprihatinan pantas disampaikan, karena hingga hari ini para pengambil kebijakan di tingkat daerah dan nasional lebih sering menomorsatukan kepentingan bisnis dibanding sosial. Jika Trowulan tidak diselamatkan, maka kebesaran Majapahit tidak akan pernah terabadikan.

            Jika pemerintah tidak serius merawat Trowulan, maka nasibnya akan sama dengan reog dan batik yang pernah diklaim negara tetangga. Akademisi pantas prihatin karena di negara Singapura telah berdiri pusat kajian kebudayaan Sriwijaya. Kenapa prihatin? Jika bangsa Indonesia tidak pernah mempelajari kebudayaan Sriwijaya dan Sumatera. Publik global mungkin lebih percaya jika Kerajaan Sriwijaya dahulunya pernah berdiri di Singapura. Padahal candi peninggalan Sriwijaya berderet-deret di Semenanjung Sumatera.

            Hal yang sama bisa saja terjadi dengan Majapahit. Hilangnya Trowulan bisa menjadi krisis kepemilikan bangsa terhadap peninggalan sejarah. Sejarawan Amerika, Barbara Tuchman mengatakan, sebuah negara berdiri bukan hanya karena wilayah, sistem pemerintah, atau memiliki masyarakat. Namun juga harus memiliki sejarahnya sebagai sebuah bangsa. Tanpa sejarah, sebuah bangsa mustahil bisa berdiri.

            Trowulan adalah saksi kebesaran Majapahit. Serta menjadi sejarah besar negara Indonesia. Sejarah-sejarah tersebut perlu dihargai manakala negara ini tumbuh besar dalam iklim demokrasi dan modern yang semakin mengikis nilai-nilai identitas sejarah.

 

Search site

Contact

Subandi Rianto INTEGRITAS Institute
Gubeng Kertajaya I1 No 21 Surabaya

Twitter: @subandirianto
FB : subandi rianto
Web: www.subandirianto.com
Pin BBM 7D3B001C

BEM Seluruh Indonesia

File Pra-Rapat Koordinasi Nasional Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tahun 2012

formulir pendaftaran.docx (754631) proposal rakernas bem si 2012.pdf (608185) surat permohonan delegasi.pdf (394953)  

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

              Ada nuansa tersendiri, seminggu yang lalu saat saya bersama pengurus BEM KM UNAIR silaturahmi kepada Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, M. Hum. Beliau secara sekilas memaparkan bahwasanya pemerintah sangat membutuhkan...