Dare Towards Excellence
 
www.facebook.com/subandi.rianto

Newsletter

Subscribe to our newsletter:

News

19/06/2014 18:16

Indonesia Menyongsong Transformasi Asia

Oleh: Subandi Rianto               Saat debat calon presiden memasuki putaran kedua dengan tema “Ketahanan Nasional dan Politik Internasional”. Pernyataan capres Letjen (Purn). H. Prabowo Subianto mengenai tetangga dekat kita Australia. Menjadi isu hangat di media-media Australia dikemudian hari. Prabowo Subianto menengarai ada kecurigaan Australia terhadap Indonesia yang semakin berkembang. Sikap-sikap yang ditunjukkan Australia seperti penyadapan menunjukkan ketakutan luar biasa. “Tapi kita akan membangun good policy, good neighborhood” sebaris pernyataan penutup yang menegaskan Indonesia akan mengedepankan politik bebas aktif di kemudian hari. Pernyataan ini sekaligus memantapkan pernyataan beliau pada debat pertama. “Indonesia akan dihormati internasional saat kekuatan ekonomi bagus dan kesejahteraan meningkat”.             Sikap tegas, visioner dan mampu menganalisa...
05/04/2014 16:27

Menuju Jogja Heritage City: Ironi Kota Pariwisata

NOTICE: Artikel dimuat di Opini Tribun Jogja, Kamis 3 April 2014   Oleh: Subandi Rianto        Jika bertanya kepada masyarakat pekerja di kota-kota besar Indonesia. Mengenai kota tujuan wisata mereka jika liburan. Maka bisa dipastikan, Kota Yogjakarta masuk dalam lima besar tujuan mereka. Pendapat ini telah lama tertuang dalam survey Majalah Leisure and Time tahun 2012. Jogja menduduki peringkat ke-2, hanya kalah dari Bali. Tahun berikutnya, Peringkat Yogya sebagai destinasi wisata menyodok posisi utama dan justru mengalahkan Bali.         Pendapat yang sama diterbitkan oleh Majalah New York Times dalam publikasi tahun 2013, Yogyakarta menjadi satu dari 50 kota yang wajib dikunjungi untuk liburan. Tidak hanya itu saja, Yogya juga masuk dalam “Kota paling Nyaman” untuk ditinggali di Indonesia.       Sederet prestasi yang melambungkan dunia pariwisata Yogya hendaknya menjadi perhatian semua pihak. Bukan hanya perhatian dalam...
20/03/2014 16:44

Hasrat Politik

  Oleh: Subandi Rianto               Perhelatan pemilu tinggal menghitung hari. Kini kita menyaksikan panggung janji-janji melalui spanduk, brosur dan iklan di koran-koran. Ada yang berjanji akan mensejahterakan petani. Partai lain menawarkan reformasi tatanegara. Sementara partai-partai baru heboh mewacanakan model Indonesia baru. Dari sekian panggung janji, menarik untuk dilihat hasrat elite partai politik. Sebuah partai politik berhasrat menguasai separuh parlemen. Partai dengan platform Islam juga berhasrat masuk posisi tiga besar. Sementara sebuah partai baru berhasrat mengusung presiden sendiri.             Berbicara mengenai hasrat politik, cerita pewayangan epos Mahabarata patut menjadi model belajar. Kisah perjudian antara Kurawa dan Pandawa dengan taruhan tahta Negeri Astinapura membawa petaka keluarga Pandawa. Pandawa selain harus kehilangan tahta...
22/12/2013 23:39

10th ASEAN Youth Cultural Forum-ASEAN University Network, Brunei Darussalam 2012

10th ASEAN Youth Cultural Forum-ASEAN University Network, Bandar Sri Begawan-Brunei Darussalam 2012 7th Mahathir Global Peace School, Kuala Lumpur-Malaysia 2013
22/12/2013 22:46

Edukasi Pemilih Pemula

    Oleh: Subandi Rianto, S.Hum               Ketua KPU RI, Husni Kamal Malik menyatakan bahwa jumlah pemilih pemula dalam DPT mencapai sekitar 30% dari total jumlah pemilih. Jumlah tersebut mencapai 187 juta orang atau sepertiga dari daftar pemilih tetap yang masih terus disempurnakan. Banyaknya pemilih pemula dalam pemilu tahun depan menimbulkan secercah harapan. Ditengah merosotnya kepercayaan publik terhadap institusi negara seperti DPR, Partai Politik hingga penegak hukum. Hadirnya pemilih pemula bisa memberikan warna baru dalam perubahan demokrasi lima tahun mendatang.             Harapan tersebut pantas ditimbulkan. Karena pemilih pemula akan ikut menentukan wajah-wajah baru wakil rakyat kedepan yang duduk di Senayan. Mereka juga akan menentukan para calon presiden yang diusung partai politik dalam memerintah republik ini lima tahun mendatang. Namun,...
09/11/2013 10:31

Blusukan dan Karakter Pemimpin

  Oleh: Subandi Rianto Peminat Politik dan Sejarah Islam, Alumnus Departemen Sejarah Universitas Airlangga)               Saat melihat pemimpin melakukan blusukan, seperti yang diawali Jokowi semasa menjabat Walikota Solo. Masyarakat perlu melihat sejauh mana maksud tujuan diadakannya blusukan. Karena bisa jadi perilaku tersebut merupakan ajang popularitas ditengah demokrasi Indonesia yang semakin pragmatis. Sehingga tak jarang pemimpin keblusuk dalam politik. Demikian kesimpulan opini Shidiq Premono yang dimuat Kedaulatan Rakyat 19 September 2013. Artikel ini merupakan tanggapan atas opini Shidiq Premono yang mengulas blusukan dan keblusuk para pemimpin Indonesia.             Tanpa mengurangi rasa hormat kepada analisis politik yang menjadikan Jokowi sebagai inisiator budaya blusukan. Jauh beradab-abad sebelumnya dalam sejarah Islam, pemimpin negara macam Khalifah...
09/11/2013 10:30

Dilema Negara Agraris

  Oleh: Subandi Rianto *Pengamat Kebijakan Publik, Alumni Departemen Sejarah Universitas Airlangga   Beberapa tahun lalu, Presiden Soeharto pernah menerima penghargaan FAO PBB atas keberhasilan Indonesia melakukan swasembada pangan. Kini setelah hampir puluhan tahun lengser. Wajah senyum Presiden RI kedua tersebut masih sering menghiasi bak-bak belakang truk antar kota. Atau kaos-kaos trendy yang dijual di pusat wisata seperti Malioboro. Wajah senyum dengan tulisan “piye, enak jamanku tho?” semakin mengingatkan kita masa-masa kejayaan petani Indonesia.             Seminggu lalu, khususnya para ibu-ibu bisa merasakan harga tahu dan tempe semakin melonjak. Akibat harga kedelai semakin tidak terkendali, tahu dan tempe ikut terkerek naik. Peran importir dan spekulan dalam menentukan harga kedelai lebih besar ketimbang petani. Bulan sebelumnya, harga daging sapi ikut bergejolak akibat permainan importir. Tendensi...
09/11/2013 10:28

Negara Tanpa Pemerintahan

  Oleh: Subandi Rianto* Pengamat Sosial, Alumni FIB Universitas Airlangga                   Budayawan Radar Panca Dahana pernah berkata, "Kalaupun pemerintah gembar-gembor soal naiknya pertumbuhan ekonomi, krisis finansial global maupun kemajuan demokrasi. Sementara disisi lain, korupsi dan diskriminasi penegakan hukum terjadi dimana-mana. Antara klaim dan kondisi realitas yang terjadi sangat timpang. Bagi seorang Budayawan semacam Radar, Rakyat akan tetap hidup, tetap akan berdiri tanpa klaim pemerintah dan tetap akan melanjutkan kehidupan dengan rasa aman. Secara sosial, pernyataan Radar ada benarnya. Rakyat bisa hidup tanpa bantuan pemerintah. Petani-petani mampu mengelola tanah untuk makanan sehari-hari dengan kepercayaan Marhaenismenya. Pedagang soto, mie ayam, dan nasi akan tetap berjalan walaupun kudeta terjadi di ibukota Jakarta. Atau manakala presiden dan kabinet hanya menjalanakan fungsi...
12/10/2013 20:50

Menkes dalam Nalar Sosial "Kondomisasi"

artikel pernah dimuat di www.kampus.okezone.com   AKHIR-akhir ini media massa di Indonesia disibukkan oleh pernyataan populis Menteri Kesehatan yang baru, Nafsiah Boi. Belum genap tiga bulan menjabat, Nafsiah sudah melontarkan niatnya melegalkan kondom sebagai alat kontrasepsi bagi remaja Indonesia. Menkes berpendapat, remaja 15-25 tahun yang menjadi pelaku seksual aktif perlu mendapat pemahaman mengenai perilaku seks, penyakit HIV serta kontrasepsi. Pernyataan yang kemudian dituding sebagai pintu pembuka pelegalan kondom terus menunai kecaman dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR dan aktivis LSM. Menkes akhirnya memilih merevisi pernyataannya dengan mengklarifikasi bahwa fokus “kondomisasi’ adalah remaja yang rawan seks bebas dan HIV AIDS.   Memang menarik jika kita menilik pernyataan awal menkes mengenai banyaknya remaja Indonesia yang menjadi pelaku seksual aktif adalah fakta, bukan sekadar wacana. Menkes seolah-olah menjadikan pernyataannya sebagai landasan untuk...
11/10/2013 20:32

Menimbang Trowulan

  Oleh: Subandi Rianto               Sebuah kalimat bijak mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai karya pahlawannya. Atau mengutip pidato Proklamator Soekarno, “Janganlah sekali-kali melupakan sejarah.” Karena dengan sejarah, sebuah bangsa bisa berdaulat menjadi negara besar. Dewasa ini, banyak masyarakat intelektual mulai amnesia dengan pesan-pesan bijak semacam itu. Terbukti dengan mengabaikan warisan-warisan sejarah sebagai monumen pengingat kebesaran masyarakat masa lalu. Kasus hilangnya benda pusaka Topeng Majapahit di Museum Sonobudoyo belum terungkap sudah ditambah pencurian benda pusaka Museum Nasional di Jakarta. Bangsa ini baru heboh manakala peninggalan sejarahnya diklaim oleh bangsa lain, seperti kasus reog dan batik.             Kasus terbaru di situs sejarah Trowulan-Mojokerto akan didirikan pabrik baja yang diperkiran menggangu...
24/09/2013 22:10

PERSPEKTIF ISLAM

16/09/2013 15:38

Subsidi BBM dalam Tahun Politik

  Oleh: Subandi Rianto               Ada adagium terkenal yang perlu diperhatikan pemerintahan SBY dalam kebijakan subsidi BBM. Adagium mengatakan kebijakan pemerintah yang strategis tapi tidak populis akan menimbulkan resistensi. Namun, kebalikannya jika kebijakan tidak strategis dengan pendekatan populis justru akan ditanggapi di dalam masyarakat.             Kebijakan subsidi BBM yang sudah lama menjadi polemik merupakan kebijakan strategis. Pemerintah melakukan pendekatan non-populis dengan mewacanakan subsidi BBM dialihkan menjadi bantuan tunai, beasiswa miskin dan sederet skema lainnya. Sepertinya pendekatan semacam itu hanya akan menimbulkan drama baru para politisi menjelang tahun politik. Setelah menolak menerapkan sistem dua harga (dual price) dalam kenaikan harga BBM. Presiden SBY akhirnya mengumumkan kenaikan harga BBM sebagai syarat untuk mengurangi...
16/09/2013 15:16

Melawan Lupa: Supersemar dan Perubahan Politik Indonesia

  Oleh: Subandi Rianto[1]               Salah satu penyakit orang Indonesia yang terlalu adalah sering lupa dengan sejarah negaranya. Sejarah yang menghiasi setiap denyut nadi perjalanan peradaban bangsa ini. Manakala masyarakat bangsa ini mulai “lupa” dengan sejarah bangsa dan negaranya. Maka, dalam konteks ruang ilmu politik. Berdirinya negara Indonesia perlu dipertanyakan kembali mengenai konsep pendirian awalnya. Karena, proses berdirinya sebuah negara tidak hanya membutuhkan tempat, pemerintah, apalagi kedaulatan negara lain. Lebih penting adalah negara itu mempunyai sejarah sebagai legitimasi berdirinya sebuah konsepsi sosial. Demikian Barbara Tuchman dalam Practising History menerangkan pentingnya disiplin ilmu sejarah dalam kajian ilmu politik modern.        Konsep lupa dan melupakan masyarakat kita hari ini, memang menjadi sangat mengkhawatirkan. Karena jika masyarakat semakin menjauh...
16/08/2013 22:06

Indonesia-Mesir dalam Lintasan Sejarah: Sebuah Pencerdasan Darurat Mesir

Oleh: Subandi Rianto[1]                   Indonesia-Mesir dalam Sejarah                 Salah satu poin penting dalam pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (menjelang Hari Kemerdeaan 17 Agustus) adalah kondisi darurat Mesir. Banyak pihak menilai pidato dan sikap presiden sangat klise. Sebuah media online bahkan mengomentari presiden lebih peduli terhadap lagu ciptaannya yang dibawakan dengan nada terlalu “slow” dibanding kondisi Mesir. Bahkan jejaring sosial presiden, twitter hanya berbunyi “mengenai kondisi negara mesir, kami ikut prihatin”.                 Walaupun bukan sarjana hubungan internasional, sebagai sarjana sejarah saya akan menyampaikan pentingnya diplomasi antar negara dalam lintasan sejarah kedua negara. Hingga hari...
13/08/2013 21:43

Islam Politik dan Pemikiran M. Natsir

        Oleh: Subandi Rianto[1] [1] Aktivis, kolumnis media, Menteri KP BEM Unair 2012 serta peneliti INTEGRITAS research and consulting. Materi disampaikan dalam Diskusi Aktivis FPK UNAIR 2013 Ada satu paradigma penting dalam memandang perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Membedakan “islam politik” dan “politik islam” menjadi dasar untuk menarik benang merah pemikiran cendekiawan muslim Indonesia. Islam politik menurut sarjana barat diasosiasikan sebagai elemen atau golongan tertentu yang beragam Islam serta dinamis dalam melakukan pergerakan politik di Indonesia. Sementara politik Islam lebih diidentifikasikan langkah-langkah nyata umat Islam dalam berpartisipasi dalam politik negara. Salah satunya dengan mempengaruhi pembentukan dasar negara, membentuk partai politik serta menjadi anggota kabinet pemerintahan. Pemikiran Politik Islam di Indonesia dapat ditelaah dalam anatomi pemikiran Sayid Qutb, Soekarno, Muh. Natsir, Azyumardi Azra serta...
13/08/2013 21:29

Demokrasi Sepatu Lars: Membedah Intervensi Militer atas Pemerintahan Sipil Presiden Soekarno 1955-1996

Dari atas panggung, presiden republik yang dikenal tegas dan pintar beretorika itu. Dengan pandangan tajam mengkritik habis mengenai keterlibatan militer dalam politik. Militer atau angkatan perang seharusnya mengurusi masalah keamanan nasional dan pertahanan negara. Sehingga netralitas angkatan perang akan lebih teruji. Pidato yang penuh semangat itu dikumandang dalam peringatan HUT Republik Indonesia di tahun 1963. Delapan tahun setelah pemilu pertama Republik Indonesia berhasil dilaksanakan dibawah kabinet Burhanuddin Harahap. Banyaknya partai-partai politik membuat deru kepentingan seakan menjejali segenap sudut-sudut negara. Tak terkecuali supremasi militer dalam mengamankan kepentingannya.             Pemilu 1955 yang dimenangkan oleh empat partai besar; PNI, Masyumi, NU dan PKI membuat bandul pemerintahan bergeser kearah parlemen. Silih berganti kabinet-kabinet pemerintahan didirikan di parlemen dengan dinamika...
13/08/2013 21:26

Mahasiswa, Globalisasi dan Masa Depan Indonesia

  Mahasiswa, Globalisasi dan Masa Depan Indonesia   Ada satu hal yang membuat saya penasaran tatkala pak Suharna Suryapranata (Mantan Menristek) memberikan gambaran betapa beberapa tahun lagi, jika mahasiswa Indonesia tidak siap dengan segala kompetisi global. Maka, kita akan tertinggal jauh dan tetap akan menjadi negara emergencing force, dinegara lain, semisal India, Cina, Thailand dan Filiphina. Generasi muda sudah disiapkan untuk menyongsong perubahan besar yang dianalisakan mencapai usia emas pada 2045. Tatkala Indonesia mendapat bonus demografi besar. Pertanyaan penasaraannya adalah, seberapa jauh sebenarnya kompetisi pemuda-pemuda di negara Asia Tenggara? Toh, sebenarnya pemuda-pemuda kita gak kalah amat. Sesi diskusi dengan pak suharna 3 bulan yang lalu akhirnya terjawab beberapa bulan setelahnya.   Saat delegasi BEM UNAIR dalam Konggres BEM ASEAN di Thailand sudah kembali ke Surabaya beberapa bulan silam. Negara Gajah Putih yang...

 

Search site

Contact

Subandi Rianto INTEGRITAS Institute
Gubeng Kertajaya I1 No 21 Surabaya

Twitter: @subandirianto
FB : subandi rianto
Web: www.subandirianto.com
Pin BBM 7D3B001C

BEM Seluruh Indonesia

File Pra-Rapat Koordinasi Nasional Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tahun 2012

formulir pendaftaran.docx (754631) proposal rakernas bem si 2012.pdf (608185) surat permohonan delegasi.pdf (394953)  

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

              Ada nuansa tersendiri, seminggu yang lalu saat saya bersama pengurus BEM KM UNAIR silaturahmi kepada Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, M. Hum. Beliau secara sekilas memaparkan bahwasanya pemerintah sangat membutuhkan...

Welcome |  Selamat Datang

Subandi Rianto Official Website

Website ini merupakan website resmi Subandi Rianto, berisi gagasan, kumpulan tulisan esai, publikasi ilmiah serta publikasi lain dalam usaha-usaha membangun gerakan politik Islam dan Demokrasi Bernegara. Demi Terwujudnya Indonesia yang Lebih Baik dan Bermartabat

www.subandirianto.com

 

 

Subandi Rianto

/album/subandi-rianto/file2317-exif-jpg/
/album/subandi-rianto/kabinet-ski-fib-2011-jpg/
/album/subandi-rianto/with-pak-dhe-karwo-jpg/
/album/subandi-rianto/pekan-sejarah-medan-jpg/
/album/subandi-rianto/keluarga-nlc-bajoel-ijo-jpg/
/album/subandi-rianto/foto-4-orator-bem-unair-jpg/

Flag Counter